Tiga owa jawa dari PPS Tegal Alur tiba di Javan Gibbon Center pada 20 April 2021 lalu. Ketiga owa tersebut terdiri dari dua individu sub-adult betina bernama Suci dan Susi serta satu bayi betina bernama Lala. Owa jawa tersebut merupakan owa serahan masyarakat kepada PPS Tegal Alur yang kemudian dikirim ke Javan Gibbon Center berdasarkan koordinasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati.

Tepat 10 Juni 2021 lalu, ketiga owa jawa tersebut telah selesai melalui proses karantina dan siap untuk memulai proses rehabilitasi.
Pentingnya Karantina Sebelum Proses Rehabilitasi
Proses karantina merupakan tahapan paling awal yang harus dilalui oleh setiap owa yang masuk ke pusat rehabilitasi. Selama tahap ini owa melalui serangkaian tes kesehatan, pengamatan fisik, dan beberapa uji laboratorium untuk memantau kondisi fisik dan kesehatan serta perilakunya. Ada tidaknya penyakit yang infeksius (menular) maupun non-infeksius (tidak menular) yang diidap juga menjadi perhatian intensif selama proses karantina berlangsung, sebelum owa memulai tahapan selanjutnya yaitu proses rehabilitasi.

Owa yang dinyatakan sehat setelah masa karantina dan siap menjalani proses rehabilitasi akan dipasang sebuah microchip sebagai tanda identitasnya untuk selanjutnya memulai proses rehabilitasi sesuai usianya. Sementara itu, owa yang memiliki masalah kesehatan selama masa karantina akan melanjutkan perawatan hingga dinyatakan sehat dan siap untuk memulai proses rehabilitasi dalam kondisi yang optimal.

Tahap karantina juga merupakan bentuk adaptasi owa terhadap lingkungan baru yang akan mereka tempati selama proses rehabilitasi.
Malnutrisi: Masalah Kesehatan pada Owa Eks-peliharaan
Salah satu masalah kesehatan yang seringkali muncul pada saat owa eks-peliharaan diterima di Javan Gibbon Center adalah malnutrisi. Malnutrisi adalah kondisi yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi stress, jenis dan pola pemberian pakan yang kurang sesuai, kondisi saluran pencernaan atau faktor penyakit.

Salah satu owa yang mengalami malnutrisi saat datang ke Javan Gibbon Center adalah Nitnot. Meskipun pemelihara merasa telah memberikan makanan terbaik, namun Nitnot memiliki body condition score yang termasuk dalam kategori malnutrisi. Selama proses karantina, Nitnot menjalani pemulihan kondisi fisik dengan mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai. Saat karantina berakhir, berat badan Nitnot naik sebanyak 800 gram namun proses pemulihan kondisi fisiknya terus berlanjut hingga Nitnot mencapai berat badan yang ideal. Sementara itu, Nitnot melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu rehabilitasi.